Kamis, 09 Mei 2013

Pengertian Teropong atau Teleskop


Teropong atau Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihatbenda-benda yang sangat jauh seperti gunung dan bintang agar tampak lebihdekat dan jelas. Meskipun teropong sudah digunakan sejak abad ke ² 17namun sampai sekarang tidak seorang pun yakin siapa yang pertama kalimenemukan teropong. Memang pada tanggal 2 oktober 1608 Hans Lippersheypernah mecoba mempatenkan teleskop yang dibuatnya, tetapi ditolak olehdewan penilai. Kemudian pada tahun 1609 Galileo membuat sebuah teleskop yang sekarang dikenal dengan sebutan teropong panggung. Setelah itu iamembuat banyak macam teleskop dan mendapatkan banyak penemuan dalambidang astronomis yang membuatnya terkenal. Teropong dibagi menjadi duakelompok yaitu :

1.      Teropong Bias, yang terdiri dari beberapa lensa2. 
2.      Teropong pantul, yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa

“Teropong Bias”
Teropong bias menggunakan lensa sebagai obyektif untuk membiaskan cahaya.Beberapa contoh teropong bias adalah :
1.      Teropong bintang atau teropong astronomib.
2.      Teropong bumic.
3.      Teropong panggung.
4.      Teropong prisma atau binokuler
 
Pengertian :
1.      Teropong Bintang
 Teropong bintang atau teropong astronomi digunakanuntuk mengamati benda-benda angkasa luar. Teropong bintang menggunakandua buah lensa positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensaokuler. Berbeda dengan mikroskop, pada teropong jarak focus lensa obyektiflebih besar dari jarak focus lensa okuler.

2.      Teropong Bumi
 Teropong bumi yang disebut juga teropong medan atauteropong yojana menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arahbenda semula. Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan lensa cembungketiga yang disisipkan di antara lensa obyektif dan lensa okuler. Lensacembung ketiga hanya berfungsi membalik bayangan tanpa perbesaran, olehkarena itu lensa ini disebut lensa pembalik.

 
3.      Teropong panggung atau Teropong Galilei
 Teropong panggung atau teropong Galilei disebut jugateropong Belnada atau teropong tonil. Teropong ini menghasilkan bayanganakhir yang tegak dan diperbesar dengan menggunakan dua buah lensa, lensapositif sebagai lensa obyektif dan lensa negatif sebagai lensa okuler.

4.      Teropong Prisma
 Penggunaan lensa pembalik untuk menghasilkanbayangan akhir yang tegak mengakibatkan teropong bumi menjadi relativepanjang. Untuk menghindarinya maka lensa pembalik diganti denganpenggunaan dua prisma siku-siku sama kaki yang disisipkan di antara lensaobyektif dan lensa okuler. Prisma-prisma tersebut digunakan untukmembalikkan bayangan dengan pemantulan sempurna.

“Teropong Pantul”
Teropong pantul merupakan teropong bintang yang disusun dari bahan cermin cekung, cermin datar dan lensa.  Fungsi lensa obyektif diganti dengan cermin cekung. Perbesaran bayangan pada teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Perbesaran bayangan pada teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Teropong ini lebih murah dan mudah dibuat dari teropong bias.

Ada beberapa contoh teropong pantul, yaitu teropong Cassegrain, teropong Newtonian, teropong Gregorian.

Sejarah Teleskop atau Teropong
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abadlalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dariselubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornyamampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata biasa.

Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens(1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2kali jarak orbit Bumi-Yupiter.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainmelalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya,Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teoriperhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya .

2 komentar: